Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Pages

Kamis, 24 Mei 2012

Manajemen Aktiva Dan Pasiva 1

MANAJEMEN AKTIVA DAN PASIVA

I.    PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya suatu perusahaan maka jumlah asset juga akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Asset adalah barang tidak habis pakai (non consumable) yang dimiliki perusahaan yang memiliki umur lebih dari 12 bulan. Asset meembutuhkan manajemen yang baik agar lebih mudah untuk dipantau dan ditelusuri.
Begitu juga dengan sumber pendanaan atau pasiva yang juga membutuhkan manajemen yang baik agar lebih mudah untuk dipantau dan untuk memaksimal kan dana yang telah dihimpun. Makalah ini kami susun yang pertama dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan, tujuan yang kedua adalah setelah membaca makalah ini pembaca mampu melaksanakan kebijakan manajemen aktiva dan pasiva (ALM) secara efektif.

II.    RUMUSAN MASALAH
1.    Apa yang dimaksud manajemen aktiva dan pasiva ?
2.    Bagaimana manajemen aktiva dan pasiva ?
3.    Manfaat menejemen aktiva dan pasiva ?
4.    Bagaimana pengalokasian dana bank ?
5.    Apa yang dimaksud solvabilitas ?

III.    PENBAHASAN
A.    Pengertian manajemen aktiva dan pasiva
Manajemen aktiva adalah bagaimana Bank mengelola dananya, sedangkan manajemen pasiva adalah bagaimana Bank mengelola sumber-sumber dananya. Karena dana yang di alokasikan bank adalah dana yang berhasil dihimpun sebagai dari bagian pasiva, maka pengaturan keduanya merupakan bagian yang teramat penting dalam aktivitas operasional bank.
Dalam aktiva ada aktiva tetap dan lancar, yang di maksud aktiva tetap adalah asset yang tidak menghasilkan atau tidak produktif, seperti gedung, tanah, kendaraan, dan mesin. Sedangkan aktiva lancar adalah asset yang menghasilkan atau bias dikatakan produktif, seperti piutang, surat-surat berharga dan lain-lain .
Pendekatan manajemen pasiva dalam perbankan dewasa ini adalah berkaitan erat dengan sisi penggunaannya di sisi assets, jadi tidak dapat dipisahkan antara bagaimana mendapatkan dana dari pihak ketiga dan kemudian mengoptimalkan dana yang dihimpun tersebut untuk mendapatkan keuntungan bagi bank. Sisi passiva dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu : dana pihak pertama yang bersal dari pemilik dan laba bank, dana pihak kedua yang dapat diperoleh melalui pasar uang serta dana pihak ketiga yaitu dana yang bersal dari masyarakat berupa giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, setoran jaminan serta kewajiban lainnya yang segera dibayar.



B.    Penyusunan Manajemen Aktiva dan Pasiva.
1.    Manajemen Kas
Secara umum, kas merupakan asset yang paling tidak produktif dibanding asset yang lain. Ada 3 hal yang dilakukan untuk mengelola Kas :
•    Mempercepat pemasukan Kas
•    Memperlambat pengeluaran Kas
•    Memelihara saldo Kas yang optimal
a.    Mempercepat pemasukan kas , pemasukan kas bertujuan untuk menaikkan ketersediaan kas sehingga perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk memanfaatkan kas tersebut, tanpa mengurangi reputasi perusahaan tersebut.
Penjualan kas , cara ini merupakan cara yang paling langsung. Dengan penjualan secara kas, tanpa piutang, manajer keuangan memperoleh kas. Apabila pesaing-pesaing perusahaan menawarkan penjualan kredit, maka perusahaan yang menawarkan penjualan secara tunai akan kalah dalam persaingan ini, maka pihak perusahaan juga diperlukan penjualan secara kredit, tapi harus ada cara-cara untuk mempercepat kembalinya kas.
Potongan kas , potongan kas bertujuan untuk mempercepat kembalinya piutang oleh pembeli/pelanggan. Persyaratan potongan kas biasanya adalah 1/10-n/30. Penawaran semacam itu bisa dibaca sebagai “perusahaan menawarkan potongan (discount) sebesar 1% apabila pelanggan bersedia membayar dalam jangka 10 hari. Jika pelanggan tidak mampu melunasi pada 10 hari tersebut maka pelanggan harus melunasi utangnya dalam waktu 30 hari, dan pelanggan tidak mendapatkan potongan tersebut.
Desentralisasi pusat penerimaan pembayaran missal pelanggan mempunyai kebiasaan menggunakan poswesel sebagai alat pembayaran atau cek pribadi pada Negara-negara maju. Pusat pembayaran ada di Jakarta. Poswessell dari pelanggan di banyuwangi misalnya, barangkali membutuh kan waktu 7 hari untuk sampai di Jakarta, apabila uang yang yang beredar mencapai 7 M, setiap harinya maka 1M x 7 = 7M uang yang tidak bias dipakai karena masih dalam perjalanan, untuk mempercepat perjalanan perusahaan bisa membuka rekening pembayaran di 3 kota ; Surabaya, Semarang, dan Jakarta, sekarang pelanggan di Banyuwangi tidak perlu mengirim poswesel ke Jakarta tapi cukup ke Surabaya sehingga lebih cepat.
Lockboxes, misalkan pembeli tersebar kedalam plosok-plosok kota, maka cara mempercepat pembayaran adalah dengan mendirikan kotak-kotak penerimaan yang ditaruh di kantor pos. pelanggan cukup memasukkan di kotak di kantor pos terdekat, kemudian setiap periode sehari sekali atau dua hari sekali petugas perusahaan berkeliling mengumpulkan pembayaran dalam kotak-kotak tersebut, sehingga dapat mempercepat pembayaran.
b.    Memperlambat pengeluaran kas
Yaitu agar perusahaan mempunyai kesempatan lebih lama untuk menggunakan kas.
Pembelian dengan kredit pembelian dengan kredit berarti supplier menandai terlebih dahulu pembelian yang dilakukan oleh perusahaan.
Memanfaatkan float. Float merupakan selisih perbedaan saldo bank dengan saldo kas perusahaan. Misalkan perusahaan mempunyai saldo 1juta kemudian perusahaan mengeluarkan cek 300ribu , dalam kas perusahaan di catat kas adalah 700ribu sedangkan di bank masih tercatat 1juta karena cek tidak langsung diambil.
Menggunakan draft, draft merupakan tanda bayar yang harus diotorisasi oleh pihak perusahaan untuk kemudian dibayarkan. Apabila ada tagihan datang akan dibuatkan surat pembayaran, yang kemudian baru bisa diuangkan beberapa hari kemudian.
Pembayaran secara sentral. Dalam cara ini setiap tagihan yang datang kecabang perusahaan harus diotorisasi dari pusat, setelah mencapai dipusat dan pusat telah memberikan otorisasi, baru kemudian diserahkan lagi ke cabang dan kemudian baru bisa dibayarkan.
Cek dibayar pada hari tertentu. Missal gaji pegawai dibayar dengan cek, yang dibayar pda hari jum’at. Biasanya cek tidak langsung di uangkan, apalagi hari jum’at adalah hari pendek.
2.    Manejemen Piutang Dagang
Piutang dagang merupakan aktiva lancar yang cukup penting. Secara umum perusahaan senang menjual secara tunai, karena akan mempercepat penerimaan kas dan memperpendek siklus pendek kas. Tetapi tekanan persaingan yang menyebabkan penjualan secara kredit, terjadilah piutang jika penjualan secara kredit itu dilakukan. Piutang muncul ketika penjualan terjadi tetapi perusahaan belum menerima kas.
Kebijakan piutang yang baik adalah trade off keuntungan dan resiko (kerugian) dari piutang tersebut. Pada akhirnya para pembeli akan melunasi utang-utangnya. Semakain tinggi piutang semakin besar tingkat penjualannya itu yang diharapkan perusahaan. Jika posisi piutang dagang lebih besar dari yang seharusnya, manajer keuangan perlu melakukan tindakan perbaikan.
Besarnya piutang dagang tergantung dari penjualan kredit per periode dan lamanya periode pengumpulan piutang. Sebagai contoh : jika suatu perusahaan mempunyai tingkat penjualan secara kredit sebesar 1 juta per hari,dan pengumpulan piutang adalah 30 hari, maka piutang perusahaan tersebut ketika sudah setabil adalah: Rp 1 juta x 30 hari = Rp 30 juta. Piutang dagang merupakan suatu bentuk investasi. Karena itu piutang harus didanai menggunakan sumber dana tersendiri. Jika keuntungn (margin) perusahaan adalah 25%, maka 75% dari piutang dagang harus di danai. Dalam contoh di atas, bagian piutang dagang yang harus di danai adalah 0,75 x Rp 30 juta = Rp 22,5 juta. Rp 7,5 juta adalah bagian dari laba (profit) yang dengan demikian tidak perlu didanai.

3.    Manejemen Sumber Dana Bank (pasiva)
Sumber-sumber dana bank (pasiva) adalah usaha bank dalam memperoleh dana dalam rangka membiayai kegiatan operasinya.Untuk menopang kegiatan bank sebagai penjual uang (memberikan pinjaman),bank harus lebih dulu membeli uang (menghimpun dana) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank memperoleh keuntungan.
Sumber-sumber dana bank ada 2 yaitu : Dana Yang Bersumber Dari Bank Itu Sendiri (Internal). Setoran modal dari pemegang saham. Cadangan-cadangan bank, yaitu cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang belum di bagi, laba yang belum dibagi merupakan laba yang memang belum di bagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai,modal untuk sementara waktu.
Dana Yang Berasal Dari Masyarakat Luas (Eksternal), simpanan giro (Demand deposit), simpanan tabungan (Saving Deposit), simpanan deposito (Time Deposit).
Simpanan Giro (Demand deposit). adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, Bilyet Giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan. Penarikan secara tunai dengan menggunakan cek sedangkan penarikan non tunai dengan menggunakan Biyet Giro (BG).
Cek (Cheque). Merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang bersangkutan (yang disebut) didalamnya atau kepada pihak pemegang cek tersebut.
Bilyat Giro (BG). Merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening Giro nasabah tersebut untuk memindah bukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank lainnya.
Simpanan Tabungan (Saving Deposit). Merupakan sumberdana dari nasabah dalam jangka waktu yang tidak menentu atau sewaktu-waktu tabungan di ambil.
Simpanan Deposito (Time Deposit). Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
Sumber dana dari hutang ada 2, jangka panjang dan jangka pendek.
Hutang jangka panjang. Adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi (1 tahun) dihitung dari tanggal pembuatan neraca per 31 Desember. Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir periode akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek.
Timbulnya Hutang Jangka Panjang, Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi dalam aktiva tetap yang akan memberikan manfa’at dalam jangka panjang sebaiknya diperoleh dari hutang jangka panjang atau dengan menambah modal. Dalam hal ini perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menarik hutang jangka panjang misalnya obligasi atau menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
Ada beberapa kelebihan menarik hutang jangka panjang melalui obligasi dibanding menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham. Keuntungan pertama menarik obligasi. Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara dalam kebijakan perusahaan sehingga tidak mempengaruhi manajemen. Keuntungan yang kedua Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus dibayarkan kepada pemegang saham. Keuntungan yang ketiga Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang dapat mengurangi kewajiban pajak sedangkan deviden adalah pembagian laba yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
Ada hal yang kurang menguntungkan dari penarikan obligasi. Bunga obligasi adalah beban tetap baik dalam keadaan perusahaan mendapat laba atau mengalami kerugian. Jika perusahaan tidak mampu membayar obligasi yang jatuh tempo, pemegang obligasi tetap mempunyai hak untuk menuntut pengembalian obligasi sedangkan pemegang saham tidak mempunyai hak demikian karena pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang turut bertanggung jawab menanggung resiko kerugian perusahaan.
Jenis Hutang Jangka Panjang ada 2:
1.    Hutang Hipotik : Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan hutang.
2.    Hutang Obligasi : Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Dalam surat obligasi dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan ketentuan lain sesuai jenis obligasi tersebut.
Hutang jangka pendek. Adalah Suatu kewajiban akan dikelompokkan sebagai utang jangka pendek apabila pelunasannya akan dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan menimbulkan utang jangka pendek yang baru.
Yang termasuk hutang janka pendek adalah :
1.    Utang dagang dan utang wesel
2.    Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu,
3.    Utang dividen
4.    Uang muka dan jaminan yang dapat diminta kembali
5.    Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga
6.    Utang biaya
7.    Utang bonus
8.    Utang gaji dan upah
9.    Pendapatan yang diterima dimuka

C.    Pengalokasian dana bank
1.    Berdasarkan prioritas.
a.     Cadangan Primer (Primary Reserve) untuk memenuhi :
    *  kebutuhan likuiditas wajib minimum (GWM)
    *  keperluan operasional bank sehari-hari
    *  Penyelesaian kliring, transaksi dengan bank koresponden
    *  Penarikan dana oleh kreditur, permintaan kredit oleh masyarakat
    Bentuk : kas, rekening giro di BI/bank lain, warkat2   
b.     Cadangan Sekunder (Secondary Reserve) untuk memenuhi :
    *  Likuiditas musiman dan kebutuhan kas jangka pendek
    *  Kebutuhan yang sulit diprediksi sebelumnya
    *  Kredit jangka panjang
    Bentuk : SBI, SBPU, Sertifikat Deposito, Commercial Paper (CP)
c.    Penyaluran Kredit (Loans)
    Merupakan sumber pendapatan utama bank
d.    Investasi   
Dengan membeli saham / obligasi
2.    Berdasar sifat aktiva.
a. Aktiva tidak Produktif  (non earning assets) :
*  alat-alat likuid (kas, giro pada BI/ bank lain)
    *  aktiva tetap dan inventaris   
b. Aktiva Produktif (earning assets):
*  Kredit jangka pendek dan jangka panjang
    *  Deposito pada bank lain
    *  Call Money
    *  Surat-surat berharga (SBI,SBPU,saham,obligasi)
    *  Penempatan pada bank lain DN & LN
    *  Penyertaan modal pada bank dan lembaga keuangan lain


D.    Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetehui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban dalam jangka panjang jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini juga disebut rasio pengungkit (leverage) yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang.
Debt to asset ratio (DAR)
Yaitu rasiko total kewajiban terhadap asset. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan presentase aktiva perusahaan yang di dukung oleh hutang. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rasio DAR sebesar 0,23 setahun untuk tahun 2003 dan 0,37 untuk tahun 2002. Maksut rasio tersebut adalah bahwa untuk tahun 2003 persentase aktiva yang di danai dari hutang adalah 23% sedangkan untuk tahun 2002 adalah sebesar 37%. Terjadinya penurunan dalam DAR menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin meningkat dengan semakin menurunnya porsi hutang dalam pendanaan aktiva dengan semakin kecilnya nilai rasio DAR menunjukkkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh modal sendiri. Rasio yang kecil juga mengakibatkan penbayaran bunga yang kecil.
Debt equity ratio
Rasio menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang di sediakan oleh pemegang saham. Dari hasil perhitungan didapat nilai DER sebesar 0.30 untuk tahun 2003 dan 0,58 untuk tahun 2002. Dari nilai tersebut bisa dijelaskan bahwa terjadi penurunan dalam DER yang berarti porsi pemegang saham semakin besar dalam menjamin investasi kreditor. Sejalan dengan hasil perhitungan pada rasio hutang dibandingkan aktiva yang mengalami penurunan menunjukkan bahwa sebagian besar investasi yang dilakukan oleh perusahaan didanai dari ekuitas pemegang saham.
Equity multiplier, (EM)
Total aktiva dibagi total ekuitas. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendaya gunakan ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga bisa di artikan sebagai berapa porsi dari aktiva perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Semakin rendah r       

IV.    Kesimpulan
Manajemen aktiva adalah bagaimana bank mengelola alokasi dananya, sedangkan manejemen pasiva adalah bagaimana bank mengelola sumber-sumber dananya. Karena dana yang dialokasikan bank adalah dana yang berhasil dihimpun sebagai bagian dari pasiva, maka pengaturan keduanya merupakan bagian yang teramat penting dalam aktifitas operasional bank.
Neraca atau balance sheet adalah suatu gambaran dari laporan keuangan bank yang mengemukakan perbandingan yang seimbang antara harta benda, milik, atau kekeyaan bank dengan semua kewajiban, utang, dan modalnya. Dengan ringkas kita bisa menyebutkan bahwa neraca adalah keseimbangan antara aktiva dan pasiva.
Aktiva yang produktif adalah aktiva yang menghasilkan, karena penempatan dana bank tersebut adalah untuk mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan.
Dalam pengelolaan aktiva dan pasiva ada 3 macam resiko yang harus diamati, yaitu :
1.    Liquidity risk ( resiko likuiditas)
2.    Interest rate risk ( resiko tingkat bunga)
3.    Credit risk ( resiko kredit)
ALCO adalah panitia khusus yang berfungsi sebagai pengatur penghimpunan dan penempatan dana.

DAFTAR PUSTAKA
Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A, Manejemen Keuangan. Yogyakarta, BPFE Yogyakarta 2005
www.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar